Kamis, 27 Oktober 2011

KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN

A. Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat pada masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultrural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religious, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi cirri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan budaya yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat-istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota dari masyarakat.
Menurut Selo soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi system idea tau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai mahluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

B. Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti pada orang yang pemalu dikenakan atribud “ berkepribadian pemalu”. Kepada orng yang supel diberikan atribud “berkepribadian supel” dan kepada orng yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribud “tidak punya kepribadian”.
Berdasarkan penjelasan tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

C. Hubungan Kebudayaan dan Kepribadian
Menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor biologis misalnya, sistem syaraf, proses pendewasaan, dan kelainan biologis lainnya, sedangkan faktor  psikologis adalah seperti unsure temperamen, kemampuan belajar, perasaan, keterampilan, keinginan dan lain-lain. Dan yang terakhir, adalah faktor sosiologis. Kepribadian dapat mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain yang khas dimiliki oleh seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang yang lain. Ketiga faktor diatas adalah faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian. Seseorang yang sejak kecil dilahirkan selalu belajar dari orang-orang disekitarnya. Secara bertahap dia akan mempunyai konsep kesadaran tentang dirinya sendiri. Lama-kelamaan perilaku-perilaku si anak akan menjadi sifat yang nantinya menghasilkan suatu kepribadian. Kebudayaan suatu kelompok manusia jika dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda, lambat laun akan diterima dan diolah kedalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian manusia itu sendiri. Proses itu disebut dengan akulturasi

Minggu, 23 Oktober 2011

PERTUMBUHAN PENDUDUK

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan pertumbuhan penduduk.

Dalam demografi dan ekologi, Nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode.

Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika dimulainya periode.

Pertumbuhan Penduduk di Indonesia

Hasil sensus penduduk 2010 tercatat 237,6 juta jiwa sebagai bukti pertumbuhan penduduk Indonesia 5 tahun lebih cepat dari proyeksi BPS. Karena proyeksi semula, tahun 2010 baru berjumlah 234,2 juta dan tahun 2015 berkisar 237,8 juta jiwa. Kenyataannya, tahun 2010 penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa.

Demikian diungkapkan direktur Jaminan dan Pelayanan KB, BKKBN Pusat, Setia Edi dalam acara peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Jakarta, yang dirilis bkkbn.co.id, Sabtu (25/9/2010). Ia mengingatkan, jika program KB diabaikan maka pertumbuhan penduduk Indonesia tak terkendali.

"Pengnedalian penduduk harus menjadi prioritas. Apalagi kesehatan dan usia harapan hidup meningkat sehingga tanpa pengendalian rawan terjadi ledakan jumlah penduduk. Jumlah penduduk 237,6 juta mendekati proyeksi BPS untuk jumlah penduduk tahun 2015 yakni 237,8 juta jiwa. Angka itu sudah tercapai sekarang. Dengan melencengnya proyeksi itu, jumlah penduduk diperkirakan 264,4 juta tahun 2015,"ujar dia.

Pemerintah mempunyai target baru. Pada 2014 ditargetkan angka fertilitas total (angka kelahiran/TFR) 2,1 dan pengguna kontrasepsi 65 persen. Saat ini TFR 2,3 dan pengguna kontrasepsi 61,4 persen. Selain itu ditargetkan empat tahun ke depan 'unmeet need' 5 persen dan usia kawin pertama 21 tahun.

Kendala program KB adalah otonomi daerah yang mengakibatkan keterputusan koordinasi dan implementasi program secara luas. Tidak semua daerah mempunyai struktur yang khusus mengurusi KB. Di tengah perubahan itu fungsi petugas penyuluh lapangan KB (PLKB) juga tergerus karena kurang dukungan. Padahal PLKB penting untuk mengedukasi dan memberikan konseling sehingga masyarakat dapat merencanakan keluarga dengan baik dan rasional.

(sumber : bkkbn.co.id)

Jumat, 14 Oktober 2011

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL

            Manusia sebagai mahluk sosial tidak terlepas dari interaksi dengan keluarga dan masyarakat. Terdapat kecenderungan untuk berbagi dengan sesamanya. Walaupun dalam kehidupan dewasa ini sikap sosial yang dimiliki manusia semakin berkurang karena terlalu mementingkan keperluan atau kebutuhan pribadi. Manusia pada dasarnya mempunyai berbagai kebutuhan untuk tetap dapat bertahan hidup. Dan pada umumnya kebutuhan tersebut tidak dapat dicari sendiri. Faktor inilah yang menyebabkan manusia berinteraksi dengan manusia yang lain karena manusia saling membutuhkan.
            Manusia sebagai mahluk sosial juga tidak terlepas akan hasrat untuk memiliki. Manusia pada umumnya ingin memiliki segalanya. Ingin menguasai yang merupakan bukan miliknya sendiri. Manusia tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimilikinya, karena itulah sifat asli dari manusia. Setelah punya satu rumah, ingin punya dua rumah. Setelah punya dua rumah, pengen punya tiga rumah dan seterusnya. Dari kecenderungan tersebut, manusia jadi lupa akan apa yang telah dia miliki. Dia tidak akan mensyukuri apa yang telah dia capai selama ini.
            Interaksi sesama manusia juga terjadi didalam keluarga. Keluarga adalah sekelompok manusia yang mempunyai ikatan batin yang tinggi. Memiliki keluarga berarti sama dengan meneruskan generasi dari manusia sebelumnya menjadi manusia baru. Banyak terjadi interaksi sesama manusia didalam keluarga karena keluarga merupakan tempat untuk berbagi bagi manusia.
            Suatu keluarga yang harmonis tidak terlepas dari interaksi sesama anggotanya. Jika anggota keluarga tersebut saling mengasihi dan menyayangi maka keluarga itu akan tenteram dan harmonis. Sebaliknya, jika interaksi yang terjadi dalam keluarga itu tidak saling menyayangi dan mengasihi maka keluarga tersebut tidak akan tenteram dan harmonis.
            Banyak faktor yang menyebabkan sebuah keluarga itu tidak harmonis, mulai dari hal-hal kecil hingga hal-hal yang sangat besar. Itu disebabkan karena interaksi dari anggota keluarga tersebut kurang, misalkan :
            Seorang ayah dan ibu yang cenderung tidak sering dirumah. Sang ayah dan ibu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, pergi pagi-pagi buta sebelum anaknya bangun pagi dan pulang tengah malam sesudah anaknya tidur. Interaksi antara orang tua dengan anak jarang terjadi, akibatnya anak tidak terkontrol dan mencari kesenangan yang belum tentu itu dianggap baik. Dalam kasus seperti ini biasanya anak sering menyalahkan orang tua dan tidak jarang anak tersebut membenci orang tuanya sendiri. Dan jika anak mempunyai masalah, orang tua biasanya akan saling menyalahkan. Inilah yang menyebabkan sebuah keluarga tidak harmonis.Dari contoh ini dapat kita simpulkan bahwa interaksi antara sesama anggota keluarga didalam sebuah keluarga itu sangat perlu.
Manusia juga tidak terlepas dari interaksi dengan masyarakat. Berikut pengertian dari masyarakat menurut beberapa ilmuan.
Masyarakat (Society) adalah wadah segenap hubungan antarsosial terdiri atas banyak sekali kolektivita-kolektivita serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri dari kelompok-kelompok lebih baik atau terdiri dari beberapa subkelompok (Drs. Mayor Polak).
            Selain itu, ada juga yang berpendapat Masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam antara manusia dengan manusia (Prof. M.M Djodjodiguno).
            Dari pendapat tersebut, dapat kita simpulkan bahwa  Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungan tersebut.
            Tatanan kehidupan dan norma-norma yang mereka miliki itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok kehidupan manusia yang memiliki ciri-ciri yang khas. Dalam lingkungan itu, antara orang tua dan anak, antara ibu dan ayah, antara kakek dan cucu, antara sesama kaum lelaki atau sesama kaum wanita, larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia yang disebut masyarakat.
            Interaksi antara sesama manusia didalam suatu masyarkat sangat dibutuhkan karena manusia tidak akan dapat hidup sendiri.